Saturday, 21 January 2012

The Last Project

Let me introduce my project,pals!
Sebenernya sih ini iseng-iseng aja waktu lagi ada tugas TIK dari pak ustadz buat bikin poster per kelompok. Awalnya sih sempet kepikiran buat bikin iklan sushi tradisional -gara-gara waktu itu lagi ngidam sushi hehe- Eh setelah ga begitu mood malah kepikiran pengen bkin film aja. Alasannya bukan karena lagi pengen nonton ke 21, tapi ngga lain dan dan bukan adalah karena keprihatinan saya sama film-film zaman sekarang -dan khususnya Indonesia's-
Coba deh, kalo baca koran miris banget pas ngelirik ke kolom Sinemanya. Film horor, blue film, sama komedi jayus udah kayak satu paket yang disajikan sama produser-produser kita yang tega menggadaikan nilai moral demi keuntungan -yang sebenernya- nggak seberapa. Iya nggak?

Sebenernya sih saya juga bukan penggila film yang rela antre tiket berjam-jam pas premiere. Apalagi menghabiskan waktu seharian buat maraton film. Tapi harus diakui memang, yang namanya film (baca: media) have a big role to make public opinion. Sinetron, reality show ataupun berita sekalipun.
Berapa banyak orang yang mau duduk manis di depan tv ketimbang yang duduk tegap mendengar ceramah di depan mimbar? Dari situlah, seharusnya, menurut produser The Last Project ini, ada yang mau dan ikhlas mendanai dakwah lewat media.


harap maklum masih culun banget editannya ^.^

Nah kembali ke film ini. Dari judulnya saja si produser (saya sendiri ceritanya hihi~ ) ingin menyampaikan bahwa film ini bersetting pada kehidupan manusia di masa depan. Yah mungkin sekitar abad 35 lah.
Bahkan karena kecanggihan teknologi, manusia yang populasinya meledak hebat sejak dilegalkan -dan berhasil-nya sistem clonning, mulai membangun koloni-koloni di planet lain. Karena zaman yang semakin maju, manusia mulai menganggap bahwa mereka hanya butuh teknologi. Bukan Tuhan yang mengatur kehidupan, tapi teknologi yang manusia ciptakan sendiri.
Namun di balik itu semua, masih ada manusia yang sadar akan keberadaan dan kekuasaan Allah. Mereka hidup dan berkembang dalam sebuah koloni rahasia. Untuk menyadarkan umat manusia yang atheis, sekelompok ilmuwan dari koloni tersebut merencanakan sebuah project terakhir agar manusia kembali ke fitrahnya. Mengakui adanya suatu zat Yang Maha Mengatur dan Menguasai kehidupan.

That's all, mau tahu endingnya?

Hmm sebenernya saya juga masih bingung nentuin endingnya. Entar dipikir lagi deh hehe.
O ya, ngomong-ngomong soal comment-nya Steven Spielberg buat film ini, cuma kebetulan aja sih. Mungkin karena doi kan masternya film kali ya? Tapi belakangan Si Produser baru nyadar kalo Steven Spielberg ini Yahudi. Ya sudah, mungkin memang sudah saatnya buat para Yahudi mengakui eksistensi dan kehebatan produk Muslim. Iya nggak?